27.9 C
New York
Senin, Agustus 25, 2025

Buy now

spot_img

Kisah Harni , Ibu Bagi Delapan Anak Yang Tak Pernah Ia Lahirkan

Jakarta, Mediapersada.com – Di sebuah rumah sederhana di Jalan Subur Pertamina, Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Harni (53) hadir setiap hari bukan hanya sebagai pengasuh, tetapi juga sebagai figur ibu bagi delapan anak yatim. Selama lima tahun terakhir, Harni mendampingi anak-anak itu di Rumah Asuh Yatim Fadhila Islam, sebuah panti kecil di bawah naungan Yayasan Alpha Indonesia yang berdiri atas semangat sosial dan kasih sayang. “, Saya menganggap mereka seperti anak sendiri,” ujar Harni. Rutinitas Harni dimulai sejak pagi hari. Ia membangunkan anak-anak untuk salat subuh, menyiapkan sarapan, dan memastikan mereka bersiap ke sekolah. Tak ada perlakuan berbeda antara anak-anakdi panti dan ketiga anak kandungnya, dua telah menikah, dan satu sedang menempuh kuliah. Harni mulai menjadi pengasuh dua tahun setelah rumah asuh tersebut berdiri. Saat itu, rumahnya sudah sepi dari riuh anak kecil.
Saya cuma ibu rumah tangga. Anak-anak di rumah sudah besar. Waktu tahu ada anak-anak yatim yang butuh pengasuh, ya saya pikir kenapa tidak. Saya memang suka sama anak kecil,” tuturnya.Kasih sayang tanpa syarat
Harni memahami, anak-anak yang diasuhnya datang dari latar belakang berbeda, dengan luka kehilangan orang tua yang mungkin tidak tampak di permukaan.
Mereka cuma butuh perhatian. Itu saja. Kalau sudah diperhatikan, dipahami karakternya, ya mereka nurut,” katanya.
Ia tidak menggunakan amarah ketika menghadapi anak yang sulit dibangunkan atau mengeluh soal sekolah. Harni lebih memilih menunggu suasana tenang, lalu mengajak bicara dengan lembut. “Yang mereka butuhkan itu pengertian. Karena mereka enggak punya orangtua, perhatian itu yang utama,” tegasnya. Dari delapan anak asuh, tidak satu pun yang dianggap lebih dekat. Namun, Harni tahu persis siapa yang sedang merasa jenuh atau diam lebih lama dari biasanya. “Biasanya mereka cerita, ‘bu, saya lagi jenuh, boleh keluar sebentar?’ yasaya izinkan. Yang penting mereka terbuka.”
Bertahan di tengah keterbatasan
Menjadi pengasuh bukan sekadar soal hati yang luas. Harni juga harus berhadapan dengan berbagai keterbatasan fasilitas. Mulai dari transportasi anak-anak ke sekolah, alat tulis, hingga uang saku, semua tersedia dalam jumlah terbatas.
Masih banyak kekurangan. Tapi kami jalani saja. Saya selalu bilang ke anak-anak, kita hidup mungkin serba kurang, tapi jangan putus semangat,” ucap Harni. Harapan Harni bagi anak-anak asuhnya sederhana, Ia ingin mereka tumbuh menjadi pribadi yang kuat, mandiri, dan mampu menjaga diri dari pengaruh buruk lingkungan.
Yang penting mereka bisa bawa diri, enggak gampang goyah. Jadi orang yang berhasil. Itu saja,” ujarnya. Di Rumah Asuh YatimFadhila Ihsan, Harni mungkin bukan ibu secara biologis. Namun, ketulusan, cinta, dan dedikasinya menjadikannya lebih dari sekadar pengasuh. Ia adalah rumah bagi anak-anak yang kehilangan rumah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Kisah Harni, Ibu bagi Delapan Anak yang Tak Pernah Ia Lahirkan.

 

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles